Beberapa hari yang lalu saya sempat kecipratan rejeki CRP ini. Ceritanya begini, dua bulan lalu saya membeli sebuah sepeda motor dari sebuah showroom sepeda motor di Kotabumi, Lampung Utara. Lalu, kira-kira seminggu yang lalu saya sempat ngobrol agak lama dengan tetangga saat saya membeli sesuatu di warung. Ini ceritanya lagi kangen-kangenan karena kami memang lama tidak berjumpa sejak saya bekerja di Kalimantan Timur. Tetangga saya itu banyak bertanya tentang kabar saya dan pekerjaan saya hingga akhirnya tentang sepeda motor yang baru saya beli itu. Kebetulan saya membawa sepeda motor itu juga yang terparkir tepat di depan kami. Biasanya orang akan membanggakan sesuatu yang sudah menjadi miliknya. Dan pasti akan menceritakan kelebihan-kelebihan dari sesuatu yang dimiliknya itu. Begitu juga dengan saya. Hingga beberapa hari kemudian saya mendengar tetangga saya itu membeli sepeda motor dari showroom itu juga. Kepada petugas showroom, dia mengatakan bahwa mengetahui tentang sepeda motor dan showroom ini dari saya. Pada saat saya sedang mengambil BPKB dari showroom sepeda motor di Kotabumi tersebut, saya diberitahu tentang cerita itu. Lalu, saya pun menerima fee CRP dari pemilik showroom. Wah.., rejeki nomplok nih. Padahal saya belum pernah diberitahu tentang CRP ini. Dari seorang teman, saya mengetahui bahwa CRP bisa menjadi metode pemasaran yang efektif. Terlebih untuk produk yang masih baru dikenal di pasaran. Ketika produk itu dibeli oleh satu orang pembeli, maka otomatis penjual sudah punya satu orang sales lepas yang bisa dipastikan akan bercerita tentang produk yang baru dibelinya itu kepada orang lain. "Sales lepas" ini akan terus bertambah jumlahnya seiring dengan jumlah penjualan. Si penjual tidak perlu menggaji mereka kecuali membayarkan fee jika terjadi penjualan. Biayanya jelas jauh lebih kecil jika dibanding dengan mempekerjakan sales man atau sales girl tetap. Dan bagi pemakai produk, mereka pasti akan merasa senang jika bisa mendapatkan keuntungan dari mereferensikan produk yang digunakannya kepada orang lain. Tentunya metode CRP ini hanya menguntungkan untuk dijalankan pada produk yang punya nilai nominal besar. Misalnya seperti sepeda motor itu. Kalau produk obat nyamuk atau obat batuk dipasarkan dengan strategi CRP, ya jelas tidak ekonomis. Pernah membaca tentang cerita Semula saya mengira sungai itu mengalir pada lorong gua yang kebetulan berlokasi di bawah laut. Misalnya jika di sepanjang terowongan bawah laut yang menghubungkan Inggris dan Perancis itu dibuatkan jalur aliran parit, maka orang akan menyebutnya sebagai parit bawah laut. Jika dibuatkan aliran sungai di sepanjang terowongan itu, maka orang pun akan menyebutnya dengan nama sungai bawah laut. Karena memang mengalir dibawah laut, meskipun melalui terowongan.
7 years ago